Evelyn tidak seperti manusia serigala kebanyakan. Faktanya, sebagai serigala-manusia campuran, dia sama sekali tidak seperti wanita kebanyakan! Namun, di ulang tahunnya yang ke-20, Evelyn dihadapkan oleh sebuah tradisi yang tidak bisa dia abaikan: menemukan jodoh yang ditakdirkan untuknya. Evelyn tidak senang dengan gagasan itu—sampai dia merasakan ketertarikan yang tidak biasa kepada Alpha Alex yang luar biasa seksi, yang tiba di kawanan mereka setelah sepuluh tahun pergi. Namun, saudari tirinya yang sepenuhnya serigala (dan sepenuhnya angkuh), Tessa, juga tertarik kepada pria idaman itu, dan dia terbiasa mendapatkan apa yang diinginkannya!
Rating Usia: 18+
Penulis Asli: Katie Hines
Berbeda – Katie Hines

Aplikasi ini telah menerima pengakuan dari BBC, Forbes dan The Guardian karena menjadi aplikasi terpanas untuk novel baru yang eksplosif.

Baca selengkapnya di aplikasi Galatea!
1
Penyihir, vampir, dan manusia serigala merupakan tokoh khayalan dalam sebuah cerita, tetapi di dalam hidupku, mereka nyata. Aku juga kebetulan salah dari mereka—yah, secara teknis, manusia-serigala campuran.
Ayahku adalah manusia serigala dan ibuku adalah manusia. Berjodoh dengan manusia adalah hal yang jarang terjadi, tetapi dalam beberapa kasus, seperti orang tuaku, perjodohan itu dapat terjadi. Namun, cerita kedua orang tuaku sedikit berbeda.
Dalam komunitas manusia serigala, tidak lazim untuk belum memiliki jodoh pada saat berusia 25 tahun.
Ayahku berusia 26 tahun saat itu dan belum memiliki jodoh, jadi dia menarik salah satu serigala betina anggota kawanan dan mengawinkannya. Namanya Jen.
Mereka memiliki seorang anak perempuan, dan tak lama setelah kelahiran anak perempuan mereka, Tessa, dia menemukan jodoh sejatinya, ibuku. Dia meninggalkan serigala betina itu untuk ibuku, sebelum akhirnya memilikiku.
Mereka hidup rukun selama beberapa tahun; Ayah tinggal bersama ibuku dan tetap bertanggung jawab dengan kehidupan Tessa.
Semua menjadi kacau saat kecemburuan yang berlebihan mengendalikan ibu Tessa, hingga dia membunuh ibuku.
Kejadian itu membuat ayahku murka dan dia membunuh Jen, tetapi tanpa sepengetahuan siapa pun, ternyata Jen telah menemukan jodohnya beberapa saat sebelum peristiwa yang begitu disayangkan ini.
Jen begitu terobsesi dengan ayahku sehingga dia tidak menghiraukan perasaan atau mencintai jodohnya layaknya seorang pasangan.
Hari itu, jodoh Jen mengikutinya dan menyaksikannya mati dengan mata kepalanya sendiri, dan terpukul oleh kejadian itu, dia membunuh ayahku.
Tergantung kepada siapa kau bertanya, ada yang mengatakan ayahku tidak memberikan perlawanan. Yang lain mengatakan serigala itu berstatus tinggi—alpha atau beta atau semacamnya.
Setelah hari itu, saudara laki-laki ayahku, Raf, dan jodohnya, Sam, menampungku dan Tessa dan membesarkan kami berdua layaknya anak mereka sendiri.
Karena Raf merupakan prajurit top, kami tinggal di rumah kawanan bersama dengan keluarga beta dan keluarga alpha.
Raf dan Sam memiliki seorang putra bernama Julian. Para beta memiliki dua orang putra, Parker dan Wayne, dengan Parker sebagai pewaris posisi beta berikutnya.
Keluarga alpha memiliki seorang putra bernama Alex dan dia telah absen selama sepuluh tahun terakhir—menjalani pelatihan khusus alpha yang harus dilalui oleh tiap calon pemimpin.
Sudah 19 tahun sejak ayahku meninggal. Tessa berusia 21, hampir 22, dan aku baru berusia 20 tahun.
Hubungan Tessa dan aku tidak benar-benar akrab. Dia tipe orang yang ceria dan selalu berpenampilan klasik, kebalikan dari aku yang lebih pemalu dan pendiam.
Kami berdua memiliki warna rambut yang sama, cokelat tua yang diturunkan oleh ayah kami, tetapi selebihnya tidak ada yang sama tentang kami.
Tubuhnya jangkung sedangkan aku mungil.
Dia langsing sedangkan aku bertubuh sekal.
Matanya biru diturunkan oleh ibunya dan aku berwarna cokelat.
Kami berdua adalah gadis menawan, tetapi dengan cara masing-masing. Tidak ada yang akan mengira kami adalah saudara tiri sebelum kami memberi tahu mereka.
Karena kepribadian kami sangat bertolak belakang, Tessa membuat banyak teman-temannya mengolok-olokku.
Ini bukanlah salah satu cerita di mana “semua orang mengolok-olok sehingga aku menjadi seorang pemberani”, karena tidak semua orang mengolok-olokku.
Hanya dia dan teman-temannya, yang lebih sering aku abaikan karena aku suka tidak berdebat dengannya.
Dia cenderung sangat picik dan menyimpan dendam. Banyak orang yang mengira kalau aku lebih tua darinya karena sikapku yang lebih dewasa.
Setiap kali Tessa marah, dia akan merengek layaknya seorang balita berusia 3 tahun—mengentakkan kakinya dan semacamnya.
Aku membantu mengerjakan berbagai tugas kawanan sebisanya. Mulai dari memasak dan bersih-bersih, dan ketika aku tidak melakukan semua itu, aku akan pergi berlatih dengan pamanku dan Julian.
Karena aku adalah campuran manusia, aku harus bekerja lebih keras untuk dapat menyamai kemampuan serigala lainnya, tetapi itu semua tidak sia-sia karena aku mencintai kawanan serigalaku dan semua teman yang aku temukan dalam prosesnya.
Julian adalah sahabatku. Dia adalah satu-satunya orang yang aku ceritakan tentang Tessa dan teman-temannya yang menyebalkan.
Aku rasa itulah sebabnya dia selalu memihak aku, dan setiap kali Tessa dan teman-temannya sedang mencari ulah, dia menjadi sangat protektif terhadapku.
Tessa lebih suka menghabiskan waktunya untuk menghamburkan uang dengan berbelanja dan menggoda para serigala jantan. Dia tidak pernah ikut latihan, tapi tidak pernah kelewatan untuk memata-matai para serigala jantan setengah telanjang.
Dia tidak membekali dirinya untuk dapat memasak dan dia tidak pernah melakukan pekerjaannya sendiri. Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali dia mencuci pakaiannya sendiri.
Dia adalah salah satu tukang gosip di antara kawanan dan selalu ikut campur dengan urusan kakak-adik beta.
Dia yang disebut orang gila status. Dia berusaha menggoda alpha ketika mereka berkunjung, atau beta. Terkadang dia pun tidak enggan untuk menggoda omega, dia akan merayu siapa saja yang memiliki status lebih tinggi di antara kawanan.
Dia tidak akan memedulikan kawanan yang lain atau bahkan sekadar melihat ke arah mereka. Terkadang aku berdoa agar dia berjodoh dengan seorang serigala biasa.
Aku merasa kasihan kepada siapa pun yang akan menjadi jodohnya karena aku cukup yakin dia tidak akan pernah berkorban untuk jodohnya sendiri. Mungkin aku hanya bercanda, mungkin juga tidak.
Aku, di sisi lain, bahkan belum merasakan ciuman pertamaku. Aku benar-benar percaya dengan gagasan seorang jodoh dan aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan jodohku suatu hari nanti.
Karena menjadi setengah manusia dan setengah serigala itu adalah hal yang cukup langka, aku harus mengunjungi kawanan lain yang juga setengah campuran seperti aku. Raf ingin memastikan kalau aku bisa menyesuaikan diri layaknya serigala normal.
Namun, untuk menemukan jodohku, kami harus bersentuhan secara fisik untuk sama-sama tahu, hal itu benar-benar menyebalkan karena serigala normal hanya perlu saling menatap satu sama lain untuk mengetahui apakah mereka berjodoh atau bukan.
Sejak mengetahui informasi kecil itu, Raf dan Sam, bersama dengan Alpha Ben, telah mewajibkan aku untuk berjabat tangan dengan setiap serigala yang belum kawin di kawanan kami, juga siapa pun yang belum kawin ketika mengunjungi kawanan kami.
Namun, sampai saat ini aku masih belum juga menemukan belahan jiwaku.
Namun, aku tidak akan menyerah seperti ayahku. Aku akan menunggu sampai aku bertemu dengannya; aku tahu pasti dia ada di suatu tempat.
Lagi pula, aku masih punya waktu lima tahun sebelum mereka mengatakan akan sulit untukku menemukan jodoh. Jadi, aku yakin akan segera menemukannya. Aku bisa merasakannya.
Baca selengkapnya di aplikasi Galatea!
2
Hari ini adalah hari di mana putra Alpha Ben pulang dari kepergiannya sejak berusia 15 tahun.
Rupanya setelah pelatihan khusus selesai, dia memutuskan untuk berjelajah keliling dunia selama beberapa tahun sambil mencari jodohnya.
Aku di dapur membantu wanita lain menyiapkan hidangan istimewa untuk pesta yang diadakan Alpha Ben demi menyambut kepulangan Alex.
Aku harap dia telah menemukan jodohnya. Aku tidak mengerti bagaimana orang-orang dapat menghabiskan waktu bersama dengan seseorang yang bukan merupakan jodoh sejati mereka.
Maksudku, jodohmu seharusnya menjadi orang yang mampu menjadikanmu versi terbaik dari dirimu, orang yang akan melengkapimu dan mencintaimu tanpa syarat.
Bagaimana jika kau malah memilih seseorang yang bukan seharusnya jodohmu? Memikirkannya saja bahkan sangat menyedihkan.
Aku sedang menyelesaikan pengaturan meja panjang dan menempatkan hidangan yang sudah matang di tengah.
Selama bertahun-tahun, hubungan Alpha Ben dan aku menjadi dekat; dia sudah seperti pamanku sendiri. Setiap saat seseorang harus pergi memberitahunya kalau makan malam sudah siap, para wanita akan mengirim aku.
Tentu saja kami dapat bertelepati, tetapi dia selalu lebih suka diberi tahu secara langsung, dan aku tidak keberatan memberi tahu dia karena aku suka mengunjunginya.
Meraih dan kemudian mengetuk pintu, aku menyadari kalau tanganku penuh dengan tepung dan bahan makanan lain, sisa memasak di dapur.
Suara Alpha Ben bergema, menyuruhku masuk, jadi aku memutar gagang pintu dengan hati-hati, memastikan tidak kotor.
“Alpha Ben, makan malam sudah siap, kapan pun Alpha Alex siap.”
Berhenti tiba-tiba, aku segera menyadari kalau Alpha Ben tidak sendirian. Duduk di kursi di sampingnya adalah pria yang sangat menawan.
Dia memiliki rambut cokelat tua, mata hijau yang memesona, dan tubuh yang atletis.
Menilai dari lekukan kakinya, aku yakin kalau tubuhnya cukup jangkung.
Ada energi yang kuat terpancar dari dirinya, yang membuat aku segera menundukkan kepala sebagai bentuk kepatuhan dan rasa hormat.
“Aku minta maaf, Alpha Ben. Aku tidak tahu kalau kau sedang bersama teman.”
Alpha Ben hanya tersenyum. “Omong kosong. Alex, kau ingat Evelyn, kan?” dia bertanya.
Alex menoleh ke arahku, mengamati tubuhku dari jari hingga rambut, menyebabkan sedikit rona merah muncul di pipiku.
“Keponakan Raf dan Sam, kan?” Alex menanggapi. Alpha Ben berseri-seri, dengan binar di matanya yang tidak kupahami.
“Ya! Betul sekali! Evelyn, mari bersalaman dengan anakku.”
Aku paham benar kalau itu sebuah perintah yang tidak dapat kutolak, aku melangkah maju dan mengulurkan tanganku ke Alpha Alex; tapi sebelum dia bisa mengambilnya, aku menariknya kembali.
Sambil tersenyum malu-malu, aku berkata, “Maaf, aku seharusnya mencuci tangan sebelum datang ke sini.”
Aku menunjukkan tanganku dan menjelaskan kalau tanganku kotor dengan bekas tepung dan bahan makanan lainnya.
Senyum Alpha Ben terputus-putus, tetapi kemudian kembali dengan kekuatan penuh. “Tidak apa-apa, sayang. Mengapa kau tidak membersihkan diri dan kau bisa duduk di sebelah anakku saat makan malam nanti?”
Aku menganggukkan kepalaku sebelum berbalik dan pergi.
***
Butuh waktu sekitar 15 menit bersiap-siap untuk makan malam. Aku memilih gaun musim panas biru muda yang sederhana dan sepatu flat putih, membiarkan rambutku yang bergelombang halus terurai alami.
Aku tidak mengutak-atik riasan wajahku karena tidak ingin menunggu makanan menjadi dingin sesampainya di meja makan.
Berjalan ke ruang makan, aku melihat semua kursi telah ditempati kecuali dua kursi kosong: satu di samping Alpha Alex dan satu di samping Julian.
Sambil melirik Alpha Ben, dia mengisyaratkan aku duduk di samping putranya. Mematuhinya, aku berjalan mengitari meja, tapi sebelum duduk di kursi, Tessa duduk di samping Alpha Alex.
Tidak mau berdebat, aku segera menempati kursi di samping Julian, mendapatkan tatapan penasaran dari Alpha Alex.
Aku berharap dan berdoa agar kedua alpha tidak membahas itu, aku mengisi penuh piringku dan mulai menyendok makananku.
Bukannya aku tidak mau duduk di sebelah Alpha Alex. Maksudku, aku tidak buta; dia sangat tampan.
Dan bukannya aku tidak bisa melawan kakakku. Dia tidak pernah berlatih sekali pun dalam hidupnya; aku dapat dengan mudah mengalahkannya dengan mata tertutup.
Hanya saja aku tidak suka menjadi pusat perhatian. Aku lebih suka meredakan situasi panas dan tidak mencari masalah.
Saat sedang mengunyah makanan, Julian mulai menyikut lenganku dengan sikunya.
Aku menatapnya saat dia memiringkan kepalanya ke arah Tessa.
“Menurutmu berapa lama waktu yang dibutuhkan Alpha Alex untuk jatuh ke dalam perangkapnya?” dia bertanya kepadaku dengan sangat pelan sehingga aku harus berusaha keras untuk mendengarnya.
Mendengus karena pertanyaannya, aku mendengarkan percakapan mereka.
“Alpha Alex, aku tidak pernah melihat lengan sekokoh punyamu,” kata Tessa dengan suara paling menggoda sambil meremas otot bisepnya.
Mau tak mau, aku memelototi tangan Tessa ketika menyentuhnya. Aku hampir tidak bisa menahan suara geramanku untuk keluar dari bibirku.
Menyendok lebih banyak makanan ke dalam mulutku cukup membantu, tapi mataku tetap mengikuti godaan Tessa yang tak henti-hentinya. Yang membuatku kesal, Alpha Alex juga membalas godaannya.
Alpha Ben berdeham, yang sontak menarik perhatian semua orang.
“Evelyn, kupikir aku memintamu untuk duduk di samping putraku? Apakah aku tadi hanya berkhayal?”
Sial. Dia baru saja menegurku di depan semua orang.
Aku yakin wajahku semerah ceri saat mata semua orang tertuju kepadaku, termasuk Alpha Alex yang terlihat geli.
Untung saja dia menganggap ini lucu, kalau tidak bunuh saja aku.
Aku harus menelan makanan yang ada di mulutku sebelum bisa berbicara dengan benar.
“Alpha Ben, aku minta maaf. Tidak ada kursi kosong tadi, dan aku tidak ingin mengganggu makan malam siapa pun.”
Alpha Ben menatapku dengan seringai kecil di wajahnya. Dia tahu aku tidak nyaman menjadi pusat perhatian orang-orang, tetapi ini adalah hukumannya karena tidak melakukan apa yang dia minta.
Menjaga pandanganku tetap ke bawah adalah hal yang mudah, tetapi ketika Alpha Ben mulai berbicara, sulit sekali untuk tidak ingin membalikkan meja atau tersedak.
“Tidak apa-apa. Aku yakin Tessa tidak akan keberatan jika kau bertukar tempat dengannya sekarang. Jadi, pindahlah ke sana agar kita semua bisa menikmati sisa makan malam kita.”
Dan jika ada yang pernah bertanya kapan waktu yang tepat untuk mati, ini saatnya. Tessa menatapku dengan tajam, dan aku seperti melihat uap keluar dari telinganya.
Sambil membawa piringku, aku mulai mengitari meja, melewati Tessa. Namun, aku tidak pernah benar-benar sampai ke kursinya.
Celaka.
Kaki Tessa menyepak langkah kakiku, dan hal berikutnya yang kutahu, aku sudah telungkup di lantai, dengan piring makanan yang tumpah di antara kain gaunku.
Aku berusaha mengendalikan diriku sebisa mungkin untuk tidak berubah wujud saat itu juga.
Tarik napas, embuskan.
Aku harus menarik napas dalam-dalam beberapa kali sebelum berdiri, tinju terkepal erat. Aku tahu mataku berubah menjadi emas, menandakan serigalaku akan mengambil alih.
“Alpha Ben, Alpha Alex, aku permisi.”
Aku berjalan keluar dari ruang makan dan menuju ke luar di mana aku berubah wujud menjadi serigala hitamku dan berlari jauh ke dalam hutan.
Baca selengkapnya di aplikasi Galatea!